SEJARAH PERKEMBANGAN IPS
Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Disusun Oleh:
Egha Rhiyanti Putri ( 1815152641 )
Lizza Amalia Fauziah ( 1815154848 )
Mayang Aeni ( 1815153888 )
Nursyifa Fitria ( 1815155042 )
Prima Nirmala ( 1815153318 )
Salma Oktaviama ( 1815153297 )
Kelas: C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan
Ilmu-Ilmu Sosial (IIS), Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), dan
Pendidikan Disisplin Ilmu Pengetahuan Soail (PIPS) telah menjadi bagian dari
wacana kurikulum system pendidikan Indonesia.
Secara kelembagaan, IIS dikelola dan dibina di
fakultas-fakultas keilmuan social dan humaniora murni. IIs yang dikelola dan
dibina di semua fakultas tersebut mencakup pendidikan ilmu geografi, ilmu
sejarah, antropologi, sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu pemerintahan,
ilmu hokum, ilmu komunikasi, dan pisikologi. Masing-masing program pendidikan
bertujuan menghasilkan ilmuwan sosila dalam berbagai tingkat.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) merupakan
program pendidikan sosial pada jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah yang
mencakup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), IPS
terpadu di Sekolah Dasar (SD) dan paket A luar sekolah ; IPS terkolerasi di
Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama (SLTP) dan paket B Luar Sekolah, yang
didalamnya mencakup materi geografi, sejarah, dan ekonomi koperasi, dan IPS
terpisah di Sekolah Menengah Umum (SMU) yang terdiri dari mata pelajaran
geografi, sejarah, antropologi, sosiologi, ekonomi dan tata negara. Tujuan
utama program pendidikan tersebut adalah menyiapkan peserta didik sebagai
anggota masyarakat dan warga negara yang baik dan memberi dasar pengetahuan
dalam masing-masing bidangnya untuk kelanjutan pendidikan jenjang di atasnya.
II.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian IPS
2. Mengapa konsep IPS masuk kedalam kurikulum PPSP
3. Jelaskan Pendidikan IPS Terpadu untuk SD
4. Jelaskan Pendidikan IPS Terkonfederasi untuk SMP
5. Jelaskan tujuan mata pelajaran sosial:
a.
Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
b.
Ekonomi
c.
Sosiologi
d.
Geografi
e. Tata
Negara
f.
Sejarah Budaya
6. Jelaskan mengapa secara epistomologis terhadap
kesulitan untuk menelusuri perkembangan pemikiran IPS di Indonesia
7. Jelaskan tentang pertama kali munculnya istilah IPS
menurut Windaputra
8. Mengapa kurikulum PPSP dianggap sebagai pilar dalam
perkembangan pemikiran pendidikan IPS
9. Perkembangan konsep IPS dari:
a.
Kurikulum1975
b.
Kurikulum 1984
c.
Kurikulum 1994
d.
Kurikulum 2006
e.
Kurikulum 2013
III.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pengantar
untuk dapat menjelaskan Sejarah Perkembangan IPS.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian IPS
Menurut Ischak, dkk (2005: 1.36), IPS adalah bidang
studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosialdi
masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau suatu perpaduan.
Sifat IPS sama dengan studi social yaitu praktis, interdisipliner dan
dianjurkan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
II.
Mengapa Konsep IPS masuk kedalam kurikulum PPSP
Dalam Kurikulum tersebut digunakan
istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang di dalamnya tercakup sejarah
Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, dan Civics yang diartikan sebagai Pengetahuan
Kewargaan Negara. Oleh karena itu, dalam kurikulum SD PPSP tersebut, konsep IPS
diartikan sama dengan Pendidikan Kewargaan Negara. Penggunaan istilah Studi
Sosial nampaknya dipengaruhi oelh pemikiran atau penafsiran Achmad Sanusi yang
pada tahun 1972 menerbitkan sebuah manuskrip berjudul “Studi Sosial: Pengantar
Menuju Sekolah Komprehensif”. Sedangakn
dalam Kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, dugunakan tiga istilah yakni (1)
Studi Sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera
untuk kelompok mata pelajaran social yang terdiri atas geografi, sejarah, dan
ekonomi sebagai amat pelajaran major pada jurusan IPS; (2) Pendidikan Kewargaan
Negara sebagai mata pelajaran inti bagi semua jurusan; dan (3) Civics dan Hukum
sebagai mata pelajaran major pada jurusan IPS.
Kurikulum
PPSP tersebut dapat dianggap sebagai pilar kedua dalam perkembangan pemikiran
tentang pendidikan IPS, yakni masuknya kesepakatan akademis tentang IPS ke
dalam kurikulum sekolah.
III.
Pendidikan IPS Terpadu untuk SD
Pembelajaran IPS di SD dibagi dalam dua kajian pokok yang
digabung menjadi satu kajian yaitu IPS Terpadu. Sesuai dengan tujuan lembaga Sekolah
Dasar, IPS di SD tidak bersifat keilmuan melainkan bersifat pengetahuan.
Berarti bahwa yang diajarkan bukanlah teori-teori sosial melainkan hal-hal yang
bersifat praktis yang berguna bagi dirinya dan kehidupannya dimasa kini maupun
masa mendatang yang bersifat pembekalan mengenai seni berkehidupan.
IV.
Pendidikan IPS Terkonfederansi untuk SMP
Pendidikan
IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung yang
menaungi mata pelajaran Geografi, sejarah, dan
ekonomi koperasi.
V.
Tujuan dari mata pelajaran sosial:
1.
Sejarah
Nasional dan Sejarah Umum
Bertujuan
untuk”….menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau hingga
masa kini, menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta rasa bangga
sebagai warga bangsa Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan masyarakat
antar bangsa di dunia” (Depdikbud, 1993: 23-24).
2.
Ekonomi
Bertujuan
untuk “….memberikan bekal kepada siswa mengenal beberapa konsep dan teori
ekonomi sederhana untuk menjelaskan fakta, peristiwa, dan masalah ekonomi yang
dihadapi” (Depdikbud, 1993: 29).
3.
Sosiologi
Bertujuan
“…untuk memberikan kemampuan memahami secara kritis berbagai persoalan dalam
kehidupan sehari-hari yang muncul seiring dengan perubahan masyarakat dan
budaya, menanamkan kesadaran perlunya sosial budaya sesuai dengan kedudukan,
peran, norma, dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat” (Depdikbud, 1993:
30).
4.
Geografi
Bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan untuk:
a.
Memahami pola spasial, lingkungan dan
kewilayahan serta proses yang berkaitan
b.
Menguasai keterampilan dasar dalam
memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan
geografi.
c.
Menampilkan perilaku peduli terhadap
lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif.
5.
Tata
Negara
Bertujuan”…untuk
meningkatkan kemampuan agar siswa memahami penyelenggaraan negara sesuai dengan
tata kelembagaan negara, tata peradilan negara sesuai dengan tata kelembagaan
negara, tata peradilan, sistem pemerintahan Negara RI maupun negara lain”
(Depdikbud, 1993: 31).
6.
Sejarah
Budaya
Bertujuan
untuk menanamkan pengertian adanya keterkaitan perkembangan budaya masyarakat
pada masa lampau, masa kini dan masa mendatang sehingga siswa menyadari dan
menghargai hasil dan nilai budaya pada masa lampau dan masa kini (Depdikbud,
1993: 31).
VI.
Mengapa secara epistomologis terdapat kesulitan untuk
menelusuri perkembangan pemikiran IPS di Indonesia
1.
Karena di Indonesia belum ada lembaga
profesional bidang pendidika IPS setua dan sekuat pengaruh NCSS ( National
Council for the Social Studies ). Lembaga serupa yang dimiliki Indonesia adalah
HISPIPSI (Himpunan Sarjana
Pendidiksn IPS Indonesia).
2.
Perkembangan kurikulum dan pembelajaran
IPS sebagai ilmu pendidikan IPS masih tergantung pada pemikiran atau kelompok
pakar yang ditugasi secara insidental untuk mengembangkan kurikulum melalui
Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Dikbud ( Puskur ).
VII.
Pertama kali munculnya istilah IPS menurut Winataputra
Istilah
IPS muncul pertama kali di Indonesia oleh Winataputra dalam Seminar Nasional
tentang Civic Education pada tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. Dari seminar
tersebut, ada tiga istilah yang muncul dan digunakan, yaitu Pengetahuan Sosial,
Studi Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Yang diartikan sebagai suatu studi
masalah-masalah sosial yang dipilih dan dikembangkan dengan menggunakan
pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial itu dapat
dipahami siswa. Dengan demikian, para siswa akan dapat menghadapi dan
memecahkan masalah sosial sehari-hari.
VIII.
Mengapa kurikulum PPSP dianggap sebagai pilar dalam
perkembangan pemikiran Pendidikan IPS.
Karena
konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan pada tahun
1972-1973, yakni dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
IKIP Bandung. Dalam kurikulum tersebut digunakan istilah Pendidikan
Kewarganegaraan Negara yang didalamnya tercakup Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi
Indonesia, dan Civics yang diartikan sebagai Pengetahuan Kewarganegaraan
Negara. Itulah mengapa kurikulum PPSP dianggap sebagai pilar dalam perkembangan
pemikiran pendidikan IPS di Indonesia.
IX.
Perkembangan Konsep IPS dari:
1.
Kurikulum
1975
Di
dalam Kurikulum 1975, pendidikan IPS menampilkan 4 profil antara lain :
a.
Pendidikan Moral Pancasila
menggantikan Kewargaan Negara sebagai bentuk Pendidikan IPS khusus.
b.
Pendidikan IPS terpadu untuk SD.
c.
Pendidikan IPS terkonfederasi untuk
SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung untuk sejarah, geografi, dan
ekonomi koperasi.
d.
Pendidikan IPS terpisah-pisah yang
mencakup mata pelajaran sejarah, ekonomi, dan geografi untuk SMA, atau sejarah
dan geografi untuk SPG, dan IPS ( ekonomi dan sejarah ) untuk SMEA / SMK.
2.
Kurikulum 1984
Kurikulum IPS tahun 1984 pada hakikatnya
hanya menyempurnakan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan Kurikulum 1975.
Ditinjau dari segi pendekatan (metodologi) pembelajaran, kurikulum IPS tahun
1984 menggunakan pendekatan integratif dan struktural untuk IPS SMP dan pendekatan
disiplin terpisah untuk SMA. Sedangkan pendekatan IPS untuk SD lebih mirip
menggunakan integratif.
3.
Kurikulum 1994
Di
dalam Kurikulum 1994, mata pelajaran PPKn merupakan pejaran sosial khusus yang
wajib diikuti oleh semua siswa setiap jenjang pendidikan (SD, SLTP, SMU).
Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam :
a.
Pendidikan
IPS terpadu di SD kelas III s/d kelas VI.
b.
Pendidikan IPS terkonfederasi di
SLTP yang mencakup materi geografi, sejarah, dan ekonomi koperasi.
c.
Pendidikan IPS terpisah-pisah yang
mirip dengan tradisi in social studies taught as social science. Di SMU ini
bidang IPS terpisah-pisah terdiri atas mata pelajaran Sejarah Nasional
danSejarah Umum di kelas I dan II, Ekonomi dan Geografi di kelas I dan II,
Sejarah Budaya di kelas III Program Bahasa, Ekonomi, Sosiologi, Tata Negara,
dan Antropologi di kelas III Program IPS.
4.
Kurikulum 2006
Dalam Kurikulum 2006 yaitu KTSP (
Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan ), Pendidikan IPS kembali dipisahkan dengan
PKn. Hal ini karena memperhatikan berbagai masukan dan kritik ahli pendidikan
nasional dan politik bangsa, yaitu perlunya pendidikan Kewarganegaraan Bangsa.
Maka antara IPS dan PKn dipisahkan meskipun tujuan dan kajiannya adalah sama
yaitu membentuk warga negara yang baik. Tetapi PKn tetap diajarkan sebagai mata
pelajaran di sekolah secara terpisah dengan IPS.
5.
Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan
langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis
pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan
ini dilakukan untuk menjawab tantangan internal dan eksternal yang berkembang
di masyarakat.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a. Pola pembelajaran yang berpusat pada
guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki
kompetensi yang sama
b. Pola pembelajaran satu arah
(interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif
guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya)
c. Pola pembelajaran terisolasi menjadi
pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja
dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet)
d. Pola pembelajaran pasif menjadi
pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan sains)
e. Pola belajar sendiri menjadi belajar
kelompok (berbasis tim)
f. Pola pembelajaran alat tunggal
menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia
g. Pola pembelajaran berbasis massal
menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik
h. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan
tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines)
i.
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh pemikiran “social studies” di Amerika Serikat sebagai
salah satu negara yang memiliki penaglaman panjang dan reputasi akademis yang
signifikan dalam bidang itu. Seperti karya akademis yang dipublikasikan oleh
National Council for the Social Studies (NCSS).
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam persekolahan
terjadi pada tahun 1972-1973, yakini dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum 1975 menampilkan empat profil
yakni: 1) Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Pendidikan Kewargaan Negara;
2) Pendidikan terpadu untuk Sekolah Dasar; 3) Pendidikan IPS terkonvederansi
untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung yang menaungi mata
pelajaran Geografi, Sejarah, dan Ekonomi Koperasi; dan 4) Pendidikan IPS
terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi
untuk SMA.
II.
Saran
Sebagai calon
guru SD yang dicetak sebagai guru kelas (guru semua mata pelajaran, termasuk
IPS), seharusnya kita mengetahui hal di atas sebagai pengantar agar memahami
lebih jauh dan selanjutnya dapat menjelaskan Konsep Pengajaran IPS sebagai
suatu bidang yang memusatkan perhatian pada berbagai masalah konseptual.
DAFTAR PUSTAKA