Jumat, 11 September 2015

Makalah Perkembangan Sejarah Pendidikan IPS



SEJARAH PERKEMBANGAN IPS

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Konsep Dasar IPS



Disusun Oleh: 

Egha Rhiyanti Putri ( 1815152641 )
Lizza Amalia Fauziah ( 1815154848 )
Mayang Aeni ( 1815153888 )
Nursyifa Fitria ( 1815155042 )
Prima Nirmala ( 1815153318 )
Salma Oktaviama ( 1815153297 )

Kelas: C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015











BAB I
PENDAHULUAN

       I.            Latar Belakang
            Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS), Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), dan Pendidikan Disisplin Ilmu Pengetahuan Soail (PIPS) telah menjadi bagian dari wacana kurikulum system pendidikan Indonesia.
Secara kelembagaan, IIS dikelola dan dibina di fakultas-fakultas keilmuan social dan humaniora murni. IIs yang dikelola dan dibina di semua fakultas tersebut mencakup pendidikan ilmu geografi, ilmu sejarah, antropologi, sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu pemerintahan, ilmu hokum, ilmu komunikasi, dan pisikologi. Masing-masing program pendidikan bertujuan menghasilkan ilmuwan sosila dalam berbagai tingkat.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) merupakan program pendidikan sosial pada jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah yang mencakup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), IPS terpadu di Sekolah Dasar (SD) dan paket A luar sekolah ; IPS terkolerasi di Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama (SLTP) dan paket B Luar Sekolah, yang didalamnya mencakup materi geografi, sejarah, dan ekonomi koperasi, dan IPS terpisah di Sekolah Menengah Umum (SMU) yang terdiri dari mata pelajaran geografi, sejarah, antropologi, sosiologi, ekonomi dan tata negara. Tujuan utama program pendidikan tersebut adalah menyiapkan peserta didik sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik dan memberi dasar pengetahuan dalam masing-masing bidangnya untuk kelanjutan pendidikan jenjang di atasnya.

    II.            Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian IPS
2. Mengapa konsep IPS masuk kedalam kurikulum PPSP
3. Jelaskan Pendidikan IPS Terpadu untuk SD
4. Jelaskan Pendidikan IPS Terkonfederasi untuk SMP
5. Jelaskan tujuan mata pelajaran sosial:
            a. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
            b. Ekonomi
            c. Sosiologi
            d. Geografi
            e. Tata Negara
            f. Sejarah Budaya
6. Jelaskan mengapa secara epistomologis terhadap kesulitan untuk menelusuri perkembangan pemikiran IPS di Indonesia
7. Jelaskan tentang pertama kali munculnya istilah IPS menurut Windaputra
8. Mengapa kurikulum PPSP dianggap sebagai pilar dalam perkembangan pemikiran pendidikan IPS
9. Perkembangan konsep IPS dari:
            a. Kurikulum1975
            b. Kurikulum 1984
            c. Kurikulum 1994
            d. Kurikulum 2006
            e. Kurikulum 2013

 III.            Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pengantar untuk dapat menjelaskan Sejarah Perkembangan IPS.
















BAB II
PEMBAHASAN

       I.            Pengertian IPS
Menurut Ischak, dkk (2005: 1.36), IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosialdi masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau suatu perpaduan. Sifat IPS sama dengan studi social yaitu praktis, interdisipliner dan dianjurkan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

    II.            Mengapa Konsep IPS masuk kedalam kurikulum PPSP
Dalam Kurikulum tersebut digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang di dalamnya tercakup sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, dan Civics yang diartikan sebagai Pengetahuan Kewargaan Negara. Oleh karena itu, dalam kurikulum SD PPSP tersebut, konsep IPS diartikan sama dengan Pendidikan Kewargaan Negara. Penggunaan istilah Studi Sosial nampaknya dipengaruhi oelh pemikiran atau penafsiran Achmad Sanusi yang pada tahun 1972 menerbitkan sebuah manuskrip berjudul “Studi Sosial: Pengantar Menuju Sekolah Komprehensif”. Sedangakn dalam Kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, dugunakan tiga istilah yakni (1) Studi Sosial sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera untuk kelompok mata pelajaran social yang terdiri atas geografi, sejarah, dan ekonomi sebagai amat pelajaran major pada jurusan IPS; (2) Pendidikan Kewargaan Negara sebagai mata pelajaran inti bagi semua jurusan; dan (3) Civics dan Hukum sebagai mata pelajaran major pada jurusan IPS.
Kurikulum PPSP tersebut dapat dianggap sebagai pilar kedua dalam perkembangan pemikiran tentang pendidikan IPS, yakni masuknya kesepakatan akademis tentang IPS ke dalam kurikulum sekolah.

 III.            Pendidikan IPS Terpadu untuk SD
Pembelajaran IPS di SD dibagi dalam dua kajian pokok yang digabung menjadi satu kajian yaitu IPS Terpadu. Sesuai dengan tujuan lembaga Sekolah Dasar, IPS di SD tidak bersifat keilmuan melainkan bersifat pengetahuan. Berarti bahwa yang diajarkan bukanlah teori-teori sosial melainkan hal-hal yang bersifat praktis yang berguna bagi dirinya dan kehidupannya dimasa kini maupun masa mendatang yang bersifat pembekalan mengenai seni berkehidupan.
 IV.            Pendidikan IPS Terkonfederansi untuk SMP
Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung yang menaungi mata pelajaran Geografi, sejarah, dan ekonomi koperasi.

    V.            Tujuan dari mata pelajaran sosial:
1.      Sejarah Nasional dan Sejarah Umum
Bertujuan untuk”….menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini, menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta rasa bangga sebagai warga bangsa Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan masyarakat antar bangsa di dunia” (Depdikbud, 1993: 23-24).
2.      Ekonomi
Bertujuan untuk “….memberikan bekal kepada siswa mengenal beberapa konsep dan teori ekonomi sederhana untuk menjelaskan fakta, peristiwa, dan masalah ekonomi yang dihadapi”  (Depdikbud, 1993: 29).
3.      Sosiologi
Bertujuan “…untuk memberikan kemampuan memahami secara kritis berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang muncul seiring dengan perubahan masyarakat dan budaya, menanamkan kesadaran perlunya sosial budaya sesuai dengan kedudukan, peran, norma, dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat” (Depdikbud, 1993: 30).
4.      Geografi
Bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:
a.       Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan
b.      Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
c.       Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya alam secara arif.
5.      Tata Negara
Bertujuan”…untuk meningkatkan kemampuan agar siswa memahami penyelenggaraan negara sesuai dengan tata kelembagaan negara, tata peradilan negara sesuai dengan tata kelembagaan negara, tata peradilan, sistem pemerintahan Negara RI maupun negara lain” (Depdikbud, 1993: 31).
6.      Sejarah Budaya
Bertujuan untuk menanamkan pengertian adanya keterkaitan perkembangan budaya masyarakat pada masa lampau, masa kini dan masa mendatang sehingga siswa menyadari dan menghargai hasil dan nilai budaya pada masa lampau dan masa kini (Depdikbud, 1993: 31).

 VI.            Mengapa secara epistomologis terdapat kesulitan untuk menelusuri perkembangan pemikiran IPS di Indonesia
1.      Karena di Indonesia belum ada lembaga profesional bidang pendidika IPS setua dan sekuat pengaruh NCSS ( National Council for the Social Studies ). Lembaga serupa yang dimiliki Indonesia adalah HISPIPSI (Himpunan Sarjana Pendidiksn IPS Indonesia).
2.      Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ilmu pendidikan IPS masih tergantung pada pemikiran atau kelompok pakar yang ditugasi secara insidental untuk mengembangkan kurikulum melalui Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Dikbud ( Puskur ).

VII.            Pertama kali munculnya istilah IPS menurut Winataputra
Istilah IPS muncul pertama kali di Indonesia oleh Winataputra dalam Seminar Nasional tentang Civic Education pada tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. Dari seminar tersebut, ada tiga istilah yang muncul dan digunakan, yaitu Pengetahuan Sosial, Studi Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Yang diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial itu dapat dipahami siswa. Dengan demikian, para siswa akan dapat menghadapi dan memecahkan masalah sosial sehari-hari.

VIII.            Mengapa kurikulum PPSP dianggap sebagai pilar dalam perkembangan pemikiran Pendidikan IPS.
Karena konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan pada tahun 1972-1973, yakni dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum tersebut digunakan istilah Pendidikan Kewarganegaraan Negara yang didalamnya tercakup Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, dan Civics yang diartikan sebagai Pengetahuan Kewarganegaraan Negara. Itulah mengapa kurikulum PPSP dianggap sebagai pilar dalam perkembangan pemikiran pendidikan IPS di Indonesia.

 IX.            Perkembangan Konsep IPS dari:
1.      Kurikulum 1975
Di dalam Kurikulum 1975, pendidikan IPS menampilkan 4 profil antara lain :
a.       Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai bentuk Pendidikan IPS khusus.
b.      Pendidikan IPS terpadu untuk SD.
c.       Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung untuk sejarah, geografi, dan ekonomi koperasi.
d.      Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, ekonomi, dan geografi untuk SMA, atau sejarah dan geografi untuk SPG, dan IPS ( ekonomi dan sejarah ) untuk SMEA / SMK.
2.      Kurikulum 1984
Kurikulum IPS tahun 1984 pada hakikatnya hanya menyempurnakan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan Kurikulum 1975. Ditinjau dari segi pendekatan (metodologi) pembelajaran, kurikulum IPS tahun 1984 menggunakan pendekatan integratif dan struktural untuk IPS SMP dan pendekatan disiplin terpisah untuk SMA. Sedangkan pendekatan IPS untuk SD lebih mirip menggunakan integratif.
3.      Kurikulum 1994
Di dalam Kurikulum 1994, mata pelajaran PPKn merupakan pejaran sosial khusus yang wajib diikuti oleh semua siswa setiap jenjang pendidikan (SD, SLTP, SMU). Sedangkan mata pelajaran IPS diwujudkan dalam :
a.       Pendidikan IPS terpadu di SD kelas III s/d kelas VI.
b.      Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup materi geografi, sejarah, dan ekonomi koperasi.
c.       Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mirip dengan tradisi in social studies taught as social science. Di SMU ini bidang IPS terpisah-pisah terdiri atas mata pelajaran Sejarah Nasional danSejarah Umum di kelas I dan II, Ekonomi dan Geografi di kelas I dan II, Sejarah Budaya di kelas III Program Bahasa, Ekonomi, Sosiologi, Tata Negara, dan Antropologi di kelas III Program IPS.
4.      Kurikulum 2006
Dalam Kurikulum 2006 yaitu KTSP ( Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan ), Pendidikan IPS kembali dipisahkan dengan PKn. Hal ini karena memperhatikan berbagai masukan dan kritik ahli pendidikan nasional dan politik bangsa, yaitu perlunya pendidikan Kewarganegaraan Bangsa. Maka antara IPS dan PKn dipisahkan meskipun tujuan dan kajiannya adalah sama yaitu membentuk warga negara yang baik. Tetapi PKn tetap diajarkan sebagai mata pelajaran di sekolah secara terpisah dengan IPS.
5.      Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan ini dilakukan untuk menjawab tantangan internal dan eksternal yang berkembang di masyarakat.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a.       Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama
b.      Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya)
c.       Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet)
d.      Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains)
e.       Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)
f.       Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia
g.      Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik
h.      Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines)
i.        Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
















BAB III
PENUTUP

       I.            Kesimpulan
Pemikiran mengenai konsep pendidikan IPS di Indonesia banyak dipengaruhi oleh pemikiran “social studies” di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang memiliki penaglaman panjang dan reputasi akademis yang signifikan dalam bidang itu. Seperti karya akademis yang dipublikasikan oleh National Council for the Social Studies (NCSS).
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam persekolahan terjadi pada tahun 1972-1973, yakini dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Dalam kurikulum 1975 menampilkan empat profil yakni: 1) Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Pendidikan Kewargaan Negara; 2) Pendidikan terpadu untuk Sekolah Dasar; 3) Pendidikan IPS terkonvederansi untuk SMP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung yang menaungi mata pelajaran Geografi, Sejarah, dan Ekonomi Koperasi; dan 4) Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi untuk SMA.

    II.            Saran
Sebagai calon guru SD yang dicetak sebagai guru kelas (guru semua mata pelajaran, termasuk IPS), seharusnya kita mengetahui hal di atas sebagai pengantar agar memahami lebih jauh dan selanjutnya dapat menjelaskan Konsep Pengajaran IPS sebagai suatu bidang yang memusatkan perhatian pada berbagai masalah konseptual.











DAFTAR PUSTAKA