“Tak
ada yang bisa kubayangkan selain dirimu” –egharhiyanti
Mungkin,
dulu aku tidak benar-benar mengerti cinta. Tetapi saat aku merasakan pahitnya
cinta, aku baru mengerti tentang hal itu. Pahit yang kurasakan, ditinggalkan
oleh seorang mantan kekasihku tanpa ku tau alasan yang sebenarnya dia
mengakhiri hubungan kami. Aku terus memikirkannya seolah-olah aku masih
memilikinya. Selalu ku tanyakan kabarnya kepada teman-temannya. Dan suatu
kalimat “ia baik-baik saja” sudah membuatku lega. Seminggu setelah kepergiannya
aku merasakan kesepian yang tak terkalahkan. Kesepian itu bernama tanpa-Nya,
yang membunuhku secara perlahan. Hatiku hampa, tak ada seorang pun yang mampu
mengisi hatiku. Aku tak pernah memperdulikan seseorang yang mencintaiku,
walaupun cinta itu tulus dari hatinya. Hanya satu yang aku takutkan dari cinta,
yaitu kesakitan. Kesakitan yang pernah ku rasakan tak ingin lagi kurasakan
kembali. Butuh bertahun-tahun lamanya bagiku untuk menghilangkan perasaan yang
begitu tulus.
Hati
ini lelah untuk terus berjuang. Lelah untuk terus tersenyum dalam tangis.
Butiran air mata yang selalu membasahi pipiku selalu ku sembunyikan dengan
beribu alasan supaya tak ada seorang pun yang tau sakit yang kurasakan. Aku
hanya bisa memendam perasaan itu. Kukumpulkan setumpuk rasa sakit itu tanpa
seorang pun yang mengetahuinya. Seringkali ku berbicara bahwa aku baik-baik
saja, walaupun hati ini sebenarnya terluka. Luka yang ada di hati yang sangat
dalam yang sangat susah untuk ku sembuhkan.
Berkali-kali
ku coba untuk membuka hatiku untuk orang lain, tetapi tetap saja tidak bisa.
Sampai pada saatnya aku menemukan seseorang yang mampu membuatku jatuh cinta
kepadanya. Perasaan ini hanya tertuju padanya, entah apa yang harus ku katakan.
Dia yang mampu membuka pintu hatiku lagi dan langsung terisi olehnya.
Kapasitasku memang hanya seorang adik kelas, tapi perasaanku melebihi dari
seorang adik kelas. Yap mulai kalian tebak dia adalah seorang kakak kelasku
yang benar-benar belum ku kenal sebelumnya. Tetapi sejak perkenalan kami
melalui sebuah pesan singkat-BBM. Membuat kita mengenal satu sama lain. Dan
sudah dijelaskan disaat awal, dia yang mampu mengisi hatiku. Sebelum ada dia
hidupku gelap tak ada satu pun cahaya yang mampu menerangi, tetapi saat
kedatangan dia, dia mampu merubah semuanya. Hari-hariku menjadi lebih berwarna,
semangat belajarku untuk pergi ke sekolah semakin bertambah, rasa untuk
meninggalkan sekolah ketika bel pulang sekolah berbunyi menjadi suatu hal yang
paling ku benci.
Sampai
pada saatnya aku dapat menjadi bagian dari hidupnya. Senang yang begitu membara
di hati ini membuatku semakin gila dibuatnya. Senyum ceria yang selalu ku
keluarkan tiap harinya, tak ada tangis ataupun air mata yang keluar. Bagaimana
tidak bahagia jika orang yang kita cintai akhirnya menjadi milik kita. Hari
demi hari perasaan ini semakin bertambah untuknya,walaupun ada sedikit rasa
kecewa tetapi kekecewaan itu sudah tertutupi oleh rasa sayang yang kupunya. Tetapi
semua itu hanya beberapa saat karena ada suatu hal yang tidak bisa ku jelaskan
disini yang membuat kami berpisah. Dengan segala ketidakpastian yang selalu
menggrogotiku, aku harus tetap melepaskannya. Semuanya berjalan dengan cepat.
Sapa manjanya, tawa renyahnya, cerita lugunya, dan segala hal yang membuat
otakku penuh karenanya. Aku masih merasakan udara yang sama. Masih berdiam di
tempat yang sama. Tapi yang kurasakan tak lagi sama. Dua minggu lamanya
hubungan ku dengannya. Sangat singkat memang, tetapi itu bisa membuatku merasa
bahagia. Sehari setelah kejadian itu, air mataku selalu membasahi pipiku. Hati
ini hancur dan tidak dapat ku deskripsikan bagaimana perasaan ini. Sebenarnya,
aku tidak ingin semuanya berakhir. Tetapi perpisahan harus terjadi, untuk
kebaikan hubungan kami. Tidak dapat kupungkiri dan tak harus menyangkal diri,
bahwa selama rentan waktu tanpanya aku merasa ada sesuatu yang hilang.
Tetapi,
perpisahan itu tidak menjadi alasan untuk ku berkomunikasi dengannya. Rasa yang
begitu tulus untuknya, membuatku masih memberikannya perhatian-perhatian kecil
walaupun ia tidak dapat menyadarinya. Saat tepatnya dua bulan aku berpisah dengannya,
hari itu sangatlah special karena aku menghabiskan waktu dengannya hingga larut
malam. Membuat kenangan baru yang semakin membuatku sulit untuk menghilangkan
perasaan ini. Sudah ku katakan sejak awal, dapat disimpulkan bahwa aku tidak
mudah melepaskan sesorang yang begitu aku cinta. Dia, dia adalah seorang kakak
kelas yang mampu mengubah kehidupanku. Walaupun kini dia sudah bukan menjadi
milikku lagi, tetapi cahaya yang dia berikan masih terlihat jelas dihatiku.
Untuk
mantan kekasihku,
Aku
rindu kita yang dulu, yang sering berbicara tentang hal bodoh melalui pesan
singkat-BBM. Dan aku rindu saat dimana kita saling menghabiskan waktu bersama.
Harapanku kini, kita dapat bersatu lagi walaupun hanya sebatas adik-kakak.